Soal 'Bantai' Koruptor Ini Kata ICW Tentang Sosok Ahok, Ternyata Haters Tak Henti Menjelekkan Karena......

Ahok. Photo: Liputan6 BentengNKRI.com , Jakarta -  Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerso...

Ahok. Photo: Liputan6
BentengNKRI.com, Jakarta - Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho memandang bahwa maraknya kasus suap yang melibatkan oknum di lembaga peradilan menunjukkan bahwa mekanisme pengawasan internal tidak berjalan dengan baik.

Menurut Emerson, mekanisme pengawasan seharusnya berjalan secara berjenjang mulai dari tingkat kepala pengadilan negeri hingga ketua Mahkamah Agung.

Namun sayangnya, Emerson tidak melihat adanya ketegasan dari pejabat terkait yang melakukan pengawasan.

"Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari buruknya pengawasan di internal pengadilan sendiri mulai dari PN, PT bahkan di MA. Mereka bergerak leluasa karena tidak ada yang mengawasi," ujar Emerson saat dihubungi, Jumat (1/7/2016).

Hal itu disampaikan Emerson menyikapi kembali ditangkapnya panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Emerson mengatakan, saat ini ICW tidak melihat adanya sosok di lembaga peradilan yang memiliki ketegasan dan semangat untuk memberantas praktik mafia peradilan.

Padahal, sikap tegas dan keras sangat dibutuhkan dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk mereformasi lembaga peradilan.

"Kata kuncinya ada di kepala penggadilan dan ketua MA. Kalau mereka lembek dan permissif, tidak tegas tidak mungkin bisa memberantas mafia peradilan. Memang butuh sosok seperti Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) untuk membenahi lembaga peradilan," kata Emerson.

Menurut Emerson, reformasi peradilan sulit sekali diwujudkan jika seseorang tidak memiliki ketegasan karena praktik mafia seperti penyuapan dinilai sudah menjadi gejala yang menggurita.

Dia menyebut, praktik suap sudah terjadi secara sistemik dan membudaya hampir di semua pengadilan, dari tingkat perkara yang kecil sampai perkara yang paling besar.

"Praktik suap ini sudah menggurita, sudah sistemik dan membudaya hampir di semua pengadilan dan dianggap lazim. Contoh sederhana ketika ada persidangan SIM banyaknya calo kumpul di pengadilan itu kan sama halnya dengan membiarkan praktik percaloan muncul," kata Emerson.

KPK pada Kamis (30/6/2016), menangkap Santoso, panitera pengganti PN Jakpus. Santoso diduga menerima suap untuk mengurus perkara perdata.

Selain menangkap Santoso, seperti dikutip Kompas, penyidik KPK juga menangkap dua orang lain yang diduga berperan sebagai pemberi suap.

Sebelum ditangkap, Santoso masih bekerja seperti biasa di PN Jakarta Pusat. Ia ditangkap setelah pulang kerja.

Berdasarkan informasi, penyidik KPK menyita uang sekitar 30.000 dollar Singapura. Setelah menangkap tiga orang itu, penyidik KPK menyegel ruang kerja Santoso di lantai empat gedung PN Jakarta Pusat.

Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan adanya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap panitera pengganti di PN Jakarta Pusat itu. Namun, dia belum bersedia memerinci terkait dengan kasus apa suap tersebut.

Penangkapan panitera di PN Jakarta Pusat sudah dua kali terjadi. Sebelumnya, pada 20 April lalu, KPK menangkap Edy Nasution, panitera PN Jakarta Pusat, terkait suap pengurusan sengketa perdata anak perusahaan Grup Lippo.

Bahkan, dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat, Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi disebut dalam dakwaan Doddy Aryanto Supeno, perantara suap kepada Edy.

Dari Januari hingga Juni 2016, KPK 10 kali melakukan OTT. Lima di antaranya melibatkan aparatur pengadilan, dari hakim, panitera, hingga pejabat MA.

Sumber: Kompas.com

COMMENTS

Name

Advetorial,1,Berita,234,Ekonomi,5,Featured,64,Health,7,Inspirasi,9,Internasional,35,Islam,12,Jakarta,21,Life Style,7,Lowongan,1,Nasional,133,News,4,Opini,3,Pendidikan,2,Politik,68,Science,1,Tekno,9,Trend Sosial,8,
ltr
item
Benteng NKRI COM : Soal 'Bantai' Koruptor Ini Kata ICW Tentang Sosok Ahok, Ternyata Haters Tak Henti Menjelekkan Karena......
Soal 'Bantai' Koruptor Ini Kata ICW Tentang Sosok Ahok, Ternyata Haters Tak Henti Menjelekkan Karena......
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3S483-UixTpNJJo7Rhph__IFRHAKJAvwyeg8TnYVH0Wwo3uQHovy85LYyEB9QD813yy-pQhgYctIL7epVA4hXXDVz3igrCuW7nAk72U2AEctezpuYnuQ8xroILrcmdrrjgSlriElq9s/s640/Ahok.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3S483-UixTpNJJo7Rhph__IFRHAKJAvwyeg8TnYVH0Wwo3uQHovy85LYyEB9QD813yy-pQhgYctIL7epVA4hXXDVz3igrCuW7nAk72U2AEctezpuYnuQ8xroILrcmdrrjgSlriElq9s/s72-c/Ahok.jpg
Benteng NKRI COM
https://bentengnkricom.blogspot.com/2016/07/soal-koruptor-ini-kata-icw-tentang.html
https://bentengnkricom.blogspot.com/
http://bentengnkricom.blogspot.com/
http://bentengnkricom.blogspot.com/2016/07/soal-koruptor-ini-kata-icw-tentang.html
true
5669982137728623919
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy